Rehabilitasi Kontruksi Sejumlah Gedung Sekolah Di Asahan Disoal

Rehabilitasi konstruksi gedung sekolah menggunakan DAK yang memanfa'atkan material bekas dan material dengan mutu rendah di beberapa Sekolah SDN di Kecamatan Aek Songsongan.

KabarMania.com, Asahan - Rehabilitasi konstruksi Gedung Perpustakaan, Ruang Guru dan Ruang Kelas Belajar pada sejumlah Satuan Unit Pendidikan Dasar, yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Asahan Tahun Anggaran 2021 di Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan disoal.

Pasalnya secara kasat mata, terpantau dalam proses rehab konstruksinya diduga dikerjakan tanpa prinsip ketelitian, kelayakan material dan kesesuaian tata ruang /tempat lokasi gedung yang akan berhubungan dengan nilai estetika.


Hal ini diungkapkan Tokoh Pemuda, Raul Ginting Munthe pada kru KabarMania.com sa'at pihaknya meninjau sejumlah gedung Sekolah Dasar Negeri di Aek Songsongan, jumat (27/8), baik yang sedang berlangsung proses konstruksinya, maupun yang telah selesai dikerjakan oleh pihak rekanan / kontraktor.

Dijelaskan Ginting, seperti pada proses konstruksi Gedung Perpustakaan SDN 010133 Aek Songsongan, terpantau prosesnya sa'at ini sudah memasuki tahapan finishing, namun jika diteliti, hasil konstruksi gedung tersebut di nilai tidak "SIKU" hal itu terlihat dari susunan keramik yang tidak simetris pemasangannya.

Penggunaan kayu Kosen jendela dan pintu jika di perhatikan, material yang digunakan diduga material kayu sembarangan (kwalitas rendah) yang mudah dimakan serangga rayap dalam waktu singkat.


Kontruksi timbunan Selasar Gedung, diduga belum padat namun langsung diterapkan pekerjaan lantainya dan kondisinya saat ini telah retak - retak dan pecah - pecah.

Tentu sejumlah fakta ini membenarkan asumsi publik bahwa pekerjaan rehabilitasi konstruksi gedung sekolah dengan pembiayaan dana pemerintah, rawan diselewengkan oleh pihak - 0ihak terkait, tegas Ginting.

Lanjut ginting, fenomena miris ini juga terjadi, misalnya saja pada Rehabilitasi kontruksi Ruang Kelas Belajar SDN 013833 Desa Marjanji Aceh, pada pekerjaan range Atap dan range flapone gedung bahwa material kayu bekas bongkaran gedung yang telah dimakan serangga rayap dan diduga telah lapuk masih tetap digunakan. Bahkan pada pekerjaan range plate Atap disambung sambung kayu baloknya dari bahan bekas juga.

Fakta ini jika sudah dipasang PVC plafon atau triplek asbes maupun Gipsum, tidak akan terlihat lagi, namun ini semua sudah berhasil kami dokumentasikan dan akan kami sampaikan pada pihak dinas terkait.

Secara logika, fenomena ini sangat tidak wajar penerapan sistem konstruksinya , jika dibandingkan dengan besarnya anggaran yang tertera pada Plank Kegiatan.


Semua sistem konstruksi yang kami duga asal - asalan ini diduga akibat lemah serta kurangnya pengawasan dinas terkait, baik Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) maupun Pengawas dari Konsultan yang telah ditentukan dalam dokumen proyek.

Terpisah, Kepala Sekolah  (Kepsek) SDN Marjanji Aceh, Variah ketika diminta tanggapannya terkait hal tersebut, Kamis (2/9) siang melalui sambungan ponsel, menyatakan bahwa Pihaknya hanya menerima Hasil Konstruksi Gedung beserta kuncinya ketika sudah selesai dari Dinas Pendidikan. Mengenai pola sistem konstruksi gedungnya itu, kami tidak tau, semua urusan pihak Dinas dengan Rekanan/kontraktor, tegas Variah. (KBM)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama