Foto almarhumah Sumiati sa'at masih bertugas di TPS 017 Dusun VI, Desa Mekar Sari, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. |
KabarMania.com, Sumut - Seorang Saksi dari Partai Gerindra, yang beralamat dan bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 017, Dusun VI Naga Bolon, Desa Mekar Sari, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, Sumiati (29) meninggal dunia, ketika proses perhitungan suara berlangsung, Rabu (14/2) malam.
Menurut Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 017, Anton, ketika ditanyai wartawan media ini, Jumat (16/2) siang, almarhumah Sumiati meninggal diduga karena kelelahan.
Sumiati hadir di TPS 017 sejak pagi, ketika dimulai proses pencoblosan, sa'at itu dia tampak sehat - sehat saja, bergabung bersama unsur saksi dari partai lainnya dalam melakukan tugas. Sekira Pukul 23.00 Wib, di tengah berlangsungnya penghitungan suara, Sumiati diizinkan pulang karena merasa kesehatannya terganggu.
Selanjutnya sekira Pukul 23.30 WIB, salah seorang tetangga Sumiati datang ke lokasi TPS, mengabari suaminya bernama Indra Susilo, juga tengah bertugas sebagai unsur perlindungan keamanan masyarakat (Linmas) di TPS yang sama, bahwa isterinya mengalami sesak napas dan meminta Indra Susilo agar segera pulang sa'at itu juga.
Masih kata Anton, sa'at itu pula upaya pertolongan dilakukan, dengan membawa Sumiati ke Puskesmas Pulau Rakyat dengan mobil ambulan. Namun, masih dalam perjalanan menuju puskesmas, ibu dari 2 orang anak yang masih balita itu (Sumiati, red), dikabarkan telah meninggal dunia.
Almarhumah Sumiati semasa hidupnya tampak serius menjalankan kewajibannya selaku Saksi TPS dari Partai Gerindra. |
Almarhumah Sumiati menambah jumlah korban meninggal dari unsur KPPS, ketika sedang berlangsung proses pemungutan suara di TPS, pada pemilu tahun 2024 di Indonesia.
Dikutip dari viva.co.id edisi Jumat, 16 Februari 2024, Pukul 15. 27 WIB dikabarkan, Dinas Kesehatan Sumatera Utara, mencatat ada 82 petugas penyelenggara Pemilu 2024 di wilayahnya, harus mendapatkan pertolongan dari tim medis. Bahkan ada diantaranya yang meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, sa'at dikonfirmasi VIVA, Jumat (16/2). Ia mengatakan 82 petugas penyelenggara pemilu di Sumatera Utara ada yang menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas dengan alasan kesehatan.
Dari jumlah tersebut, 10 orang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit, sementara 72 lainnya dirawat di puskesmas. Satu orang meninggal dunia.
Dimana 82 penyelenggara pemilu mendapatkan pertolongan medis tersebut terdiri anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Linmas, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Saksi - Saksi.
Berdasarkan data diperoleh dari Dinkes Sumut, dari sebaran geografis, kasus tertinggi terjadi di Tanjungbalai dengan 41 orang. Diikuti oleh Toba 10 orang, Labuhan Batu Selatan (Labusel) dan Padang Lawas (Palas) masing - masing 8 orang, Simalungun 6 orang, Deli Serdang 4 orang, Medan 3 orang, dan Asahan 2 orang, satu meninggal dunia itu, berasal dari Kota Medan.
Namun, Alwi tidak memberikan keterangan secara detail terkait petugas KPPS meninggal dunia itu. Data itu, berdasarkan laporan diterima dari Dinkes Kota Medan. Sedangkan, seorang KPPS di Kabupaten Langkat juga meninggal dunia pada Kamis (15/2) kemarin.
Almarhum bernama Larto (52), petugas KPPS di TPS 001 yang berada di Dusun I, Desa Sawit Hulu, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat. Larto merupakan warga Desa Sawit Hulu, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat. Lanjut, Alwi mengatakan pihak Dinkes Sumut, belum menerima laporan anggota KPPS itu, dari Dinkes Kabupaten Langkat.
Alwi mengimbau kepada Dinkes Kabupaten/Kota se-Sumut untuk melaporkan seluruh petugas penyelanggara pemilu yang mendapatkan pertolongan medis hingga meninggal dunia. (KBM)